Berikut beberapa alasan mengapa harus menikah ,
semoga bisa memotivasi kaum muslimin untuk memeriahkan dunia dengan nikah.
1. Melengkapi agamanya
“Barang siapa menikah, maka ia telah
melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam
memelihara yang separuhnya lagi. (HR. Thabrani dan Hakim).
2.
Menjaga kehormatan diri
“Wahai para pemuda! Barang siapa diantara
kalian berkemampuan untuk nikah, maka nikahlah, karena nikah itu lebih mudah
menundukkan pandangan dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barang siapa
yang tidak mampu, maka hendaklah ia puasa, karena puasa itu dapat membentengi
dirinya. (HSR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasaiy, Darimi, Ibnu Jarud dan
Baihaqi).
3.
Senda guraunya suami-istri bukanlah perbuatan sia-sia
“Segala sesuatu yang di dalamnya tidak
mengandung dzikrullah merupakan perbuatan sia-sia, senda gurau, dan permainan,
kecuali empat (perkara), yaitu senda gurau suami dengan istrinya, melatih kuda,
berlatih memanah, dan mengajarkan renang.” (Buku Adab Az Zifaf Al Albani hal
245; Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah no. 309).
Hidup berkeluarga merupakan ladang meraih pahala
4.
Bersetubuh dengan istri termasuk sedekah
Pernah ada beberapa shahabat Nabi SAW
berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah memborong
pahala. Mereka bisa shalat sebagaimana kami shalat; mereka bisa berpuasa sebagaimana
kami berpuasa; bahkan mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka.”
Beliau bersabda, “Bukankah Allah telah memberikan kepada kalian sesuatu yang
bisa kalian sedekahkan? Pada tiap-tiap ucapan tasbih terdapat sedekah; (pada
tiap-tiap ucapan takbir terdapat sedekah; pada tiap-tiap ucapan tahlil terdapat
sedekah; pada tiap-tiap ucapan tahmid terdapat sedekah); memerintahkan
perbuatan baik adalah sedekah; mencegah perbuatan munkar adalah sedekah; dan
kalian bersetubuh dengan istri pun sedekah.” Mereka bertanya, “Wahai
Rasulullah, kok bisa salah seorang dari kami melampiaskan syahwatnya akan
mendapatkan pahala?” Beliau menjawab, “Bagaimana menurut kalian bila nafsu
syahwatnya itu dia salurkan pada tempat yang haram, apakah dia akan mendapatkan
dosa dengan sebab perbuatannya itu?” (Mereka menjawab, “Ya, tentu.” Beliau
bersabda,) “Demikian pula bila dia salurkan syahwatnya itu pada tempat yang
halal, dia pun akan mendapatkan pahala.” (Beliau kemudian menyebutkan beberapa
hal lagi yang beliau padankan masing-masingnya dengan sebuah sedekah, lalu
beliau bersabda, “Semua itu bisa digantikan cukup dengan shalat dua raka’at
Dhuha.”) (Buku Adab Az Zifaf Al Albani hal 125).
5.
Adanya saling nasehat-menasehati
6. Bisa mendakwahi orang yang dicintai
7.
Pahala memberi contoh yang baik
“Siapa saja yang pertama memberi contoh
perilaku yang baik dalam Islam, maka ia mendapatkan pahala kebaikannya dan
mendapatkan pahala orang-orang yang meniru perbuatannya itu tanpa dikurangi
sedikit pun. Dan barang siapa yang pertama memberi contoh perilaku jelek dalam
Islam, maka ia mendapatkan dosa kejahatan itu dan mendapatkan dosa orang yang
meniru perbuatannya tanpa dikurangi sedikit pun.” (HR. Muslim, Buku Riyadush
Shalihin Bab Orang yang pertama kali melakukan kebaikan atau kejahatan.)
Bagaimana menurut Anda bila ada seorang kepala keluarga yang memberi contoh
perbuatan yang baik bagi keluarganya dan ditiru oleh istri dan anak-anaknya?
Demikian juga sebaliknya bila seorang kepala
keluarga memberi contoh yang jelek bagi keluarganya?
8.
Seorang suami memberikan nafkah, makan, minum, dan pakaian kepada istrinya dan
keluarganya akan terhitung sedekah yang paling utama. Dan akan diganti oleh
Allah, ini janji Allah.
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata:
Rasulullah SAW, bersabda: “Satu dinar yang kamu nafkahkan di jalan Allah, satu
dinar yang kamu nafkahkan untuk memerdekakan budak, satu dinar yang kamu
berikan kepada orang miskin dan satu dinar yang kamu nafkahkan kepada
keluargamu, maka yang paling besar pahalanya yaitu satu dinar yang kamu
nafkahkan kepada keluargamu.” (HR Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi
nafkah terhadap keluarga).
Dari Abu Abdullah (Abu Abdurrahman) Tsauban bin Bujdud., ia berkata: Rasulullah
SAW bersabda: “Dinar yang paling utama adalah dinar yang dinafkahkan seseorang
kepada keluarganya, dinar yang dinafkahkan untuk kendaraan di jalan Allah, dan
dinar yang dinafkahkan untuk membantu teman seperjuangan di jalan Allah.” (HR.
Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga).
Seorang suami lebih utama menafkahkan hartanya kepada keluarganya daripada
kepada yang lain karena beberapa alasan, diantaranya adalah nafkahnya kepada
keluarganya adalah kewajiban dia, dan nafkah itu akan menimbulkan kecintaan
kepadanya.
Muawiyah bin Haidah RA., pernah bertanya
kepada Rasulullah SAW: ‘Wahai Rasulullah, apa hak istri terhadap salah seorang
di antara kami?” Beliau menjawab dengan bersabda, “Berilah makan bila kamu
makan dan berilah pakaian bila kamu berpakaian. Janganlah kamu menjelekkan wajahnya,
janganlah kamu memukulnya, dan janganlah kamu memisahkannya kecuali di dalam
rumah. Bagaimana kamu akan berbuat begitu terhadapnya, sementara sebagian dari
kamu telah bergaul dengan mereka, kecuali kalau hal itu telah dihalalkan
terhadap mereka.” (Adab Az Zifaf Syaikh Albani hal 249).
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash RA., dalam
hadits yang panjang yang kami tulis pada bab niat, ia berkata: Rasulullah SAW
bersabda kepadanya: “Sesungguhnya apa saja yang kamu nafkahkan dengan maksud
kamu mencari keridhaan Allah, niscaya kamu akan diberi pahala sampai apa saja
yang kamu sediakan untuk istrimu.” (HR. Bukhari dan Muslim, Buku Riyadush
Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga)
Dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash ra., ia
berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Seseorang cukup dianggap berdosa apabila ia
menyianyiakanorang yang harus diberi belanja.” (HR. Bukhari dan Muslim, Buku
Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga).
Dan akan diganti oleh Allah, ini janji Allah :
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan
maka Allah akan menggantinya.” (Saba’: 39).
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Nabi SAW bersabda: “Setiap pagi ada dua
malaikat yang datang kepada seseorang, yang satu berdoa: “Ya Allah, berikanlah
ganti kepada orang yang menafkahkan hartanya.” Dan yang lain berdoa: “Ya Allah,
binasakanlah harta orang yang kikir.” (HR. Bukhari dan Muslim, Buku Riyadush
Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga).
9.
Seorang pria yang menikahi janda yang mempunyai anak, berarti ikut memelihara
anak yatim .
JANJI ALLAH
BERUPA PERTOLONGAN-NYA BAGI MEREKA YANG MENIKAH.
“ Dan kawinkanlah orang-orang yang
sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba
sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan
mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha
Mengetahui. (An Nur: 32)
“ Ada tiga golongan manusia yang berhak
Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang
menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara
kehormatannya. (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518,
dan Hakim 2: 160)
Janji Allah Bagi Orang Yang Akan Menikah
Ketika seorang muslim baik pria atau wanita akan menikah, biasanya akan timbul
perasaan yang bermacam-macam. Ada rasa gundah, resah, risau, bimbang, termasuk
juga tidak sabar menunggu datangnya sang pendamping, dll. Bahkan ketika dalam
proses taaruf sekalipun masih ada juga perasaan keraguan.
Berikut ini sekelumit apa yang bisa saya hadirkan kepada pembaca agar dapat
meredam perasaan negatif dan semoga mendatangkan optimisme dalam mencari teman
hidup. Semoga bermanfaat buat saya pribadi dan kaum muslimin semuanya. Saya
memohon kepada Allah semoga usaha saya ini mendatangkan pahala yang tiada putus
bagi saya.
Inilah
kabar gembira berupa janji Allah bagi orang yang akan menikah.
Bergembiralah wahai saudaraku…
1. “Wanita-wanita yang keji adalah untuk
laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji
(pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan
laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)”. (An Nuur :
26)
Bila ingin mendapatkan jodoh yang baik, maka perbaikilah diri. Hiduplah
sesuai ajaran Islam dan Sunnah Nabi-Nya. Jadilah laki-laki yang sholeh, jadilah
wanita yang sholehah. Semoga Allah memberikan hanya yang baik buat kita. Amin.
2. “Dan kawinkanlah orang-orang yang
sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba
sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan
memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi
Maha Mengetahui”. (An Nuur: 32)
Sebagian para pemuda ada yang merasa bingung dan bimbang ketika akan
menikah. Salah satu sebabnya adalah karena belum punya pekerjaan. Dan anehnya
ketika para pemuda telah mempunyai pekerjaan pun tetap ada perasaan bimbang
juga. Sebagian mereka tetap ragu dengan besaran rupiah yang mereka dapatkan
dari gajinya. Dalam pikiran mereka terbesit, “apa cukup untuk berkeluarga
dengan gaji sekian?”.
Ayat tersebut merupakan jawaban buat mereka yang ragu untuk melangkah ke
jenjang pernikahan karena alasan ekonomi. Yang perlu ditekankan kepada para
pemuda dalam masalah ini adalah kesanggupan untuk memberi nafkah, dan terus
bekerja mencari nafkah memenuhi kebutuhan keluarga. Bukan besaran rupiah yang
sekarang mereka dapatkan. Nantinya Allah akan menolong mereka yang menikah.
Allah Maha Adil, bila tanggung jawab para pemuda bertambah – dengan kewajiban
menafkahi istri-istri dan anak-anaknya, maka Allah akan memberikan rejeki yang
lebih.
Tidakkah kita lihat kenyataan di masyarakat, banyak mereka yang semula miskin
tidak punya apa-apa ketika menikah, kemudian Allah memberinya rejeki yang
berlimpah dan mencukupkan kebutuhannya?
3. “Ada tiga golongan manusia yang berhak
Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang
menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara
kehormatannya”. (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no.
2518, dan Hakim 2: 160)
Bagi siapa saja yang menikah dengan niat menjaga kesucian dirinya, maka berhak
mendapatkan pertolongan dari Allah berdasarkan penegasan Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam hadits ini. Dan pertolongan Allah itu pasti datang.
4. “Dan diantara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (Ar Ruum : 21)
5. “Dan Tuhanmu berfirman : ‘Berdoalah
kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan
hina dina’ ”. (Al Mu’min : 60)
Ini juga janji Allah ‘Azza wa Jalla, bila kita berdoa kepada Allah niscaya
akan diperkenankan-Nya. Termasuk di dalamnya ketika kita berdoa memohon
diberikan pendamping hidup yang agamanya baik, cantik, penurut, dan seterusnya.
Dalam berdoa perhatikan adab dan sebab terkabulnya doa. Diantaranya adalah
ikhlash, bersungguh-sungguh, merendahkan diri, menghadap kiblat, mengangkat
kedua tangan, dll.
Perhatikan juga waktu-waktu yang mustajab dalam berdoa. Diantaranya adalah
berdoa pada waktu sepertiga malam yang terakhir dimana Allah ‘Azza wa Jalla
turun ke langit dunia , pada waktu antara adzan dan iqamah, pada waktu turun
hujan, dll.
Perhatikan juga penghalang terkabulnya doa. Diantaranya adalah makan dan minum
dari yang haram, juga makan, minum dan berpakaian dari usaha yang haram,
melakukan apa yang diharamkan Allah, dan lain-lain.
Manfaat lain dari berdoa berarti kita meyakini keberadaan Allah, mengakui bahwa
Allah itu tempat meminta, mengakui bahwa Allah Maha Kaya, mengakui bahwa Allah
Maha Mendengar, dst.
Sebagian orang ketika jodohnya tidak kunjung datang maka mereka pergi ke
dukun-dukun berharap agar jodohnya lancar. Sebagian orang ada juga yang
menggunakan guna-guna.
Cara-cara seperti ini jelas dilarang oleh Islam.
Perhatikan hadits-hadits berikut yang merupakan peringatan keras dari
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Barang siapa yang mendatangi peramal
atau dukun, lalu ia menanyakan sesuatu kepadanya, maka tidak diterima shalatnya
selama empat puluh malam”. (Hadits shahih riwayat Muslim (7/37) dan Ahmad).
Telah bersabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, “Maka janganlah kamu mendatangi dukun-dukun itu.” (Shahih
riwayat Muslim juz 7 hal. 35).
Telah bersabda Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam, “Sesungguhnya jampi-jampi (mantera) dan jimat-jimat dan guna-guna
(pelet) itu adalah (hukumnya) syirik.” (Hadits shahih riwayat Abu Dawud (no.
3883), Ibnu Majah (no. 3530), Ahmad dan Hakim).
6. ”Mintalah pertolongan (kepada Allah)
dengan sabar dan shalat”. (Al Baqarah : 153)
Mintalah tolong kepada Allah dengan sabar dan shalat. Tentunya agar datang
pertolongan Allah, maka kita juga harus bersabar sesuai dengan Sunnah Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Juga harus shalat sesuai Sunnahnya dan terbebas
dari bid’ah-bid’ah.
7. “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan
itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (Alam
Nasyrah : 5 – 6)
Ini juga janji Allah. Mungkin terasa bagi kita jodoh yang dinanti tidak
kunjung datang. Segalanya terasa sulit. Tetapi kita harus tetap berbaik sangka
kepada Allah dan yakinlah bahwa sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Allah
sendiri yang menegaskan dua kali dalam Surat Alam Nasyrah.
8. “Hai orang-orang yang beriman jika
kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu”. (Muhammad : 7)
Agar Allah Tabaraka wa Ta’ala menolong kita, maka kita tolong agama Allah. Baik
dengan berinfak di jalan-Nya, membantu penyebaran dakwah Islam dengan
penyebaran buletin atau buku-buku Islam, membantu penyelenggaraan pengajian,
dll. Dengan itu semoga Allah menolong kita.
9. “Sesungguhnya Allah pasti menolong
orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi
Maha Perkasa”. (Al Hajj : 40)
10. “Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”. (Al Baqarah :
214)
Itulah janji Allah. Dan Allah tidak akan menyalahi janjinya. Kalaupun Allah
tidak atau belum mengabulkan doa kita, tentu ada hikmah dan kasih sayang Allah
yang lebih besar buat kita. Kita harus berbaik sangka kepada Allah. Inilah
keyakinan yang harus ada pada setiap muslim.
Jadi,
kenapa masih ragu dengan janji Allah?