KHOTBAH IDUL FITRI 1433H
(
MT.Reola Ribka )
Rahmat
Priyono
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وَسُبْحَانَ اللهِ
بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَه، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ
عَبْدَهُ وَأَعَزَّجُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنُ وَلَوْ كَرِهَ
الْكَافِرُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُنَافِقُوْنَ.
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْرُ الصِّيَامِ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَجَعَلَ عِيْدَ الْفِطْرِ ضِيَافَةً
لِلصَّائِمِيْنَ وَفَرْحَةً لِلْمُتَّقِيْنَ،
أَشْهَدُ أَنْ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ
صَادِقُ الْوَعْدِ الأَمِيْن،
اللهم
فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلهِ وَأَصْحَابِ
الْكِرَامِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا،
أَمَّا بَعْدُ:
فَيَاعِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ
بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن.
Alhamdulillah,
kiranya para hamba Allah di pagi hari ini mempunyai dua perasaan yang berbeda
yang mungkin bertolak belakang. Di satu sisi gembira karena baru saja selesai
malakukan ibadah puasanya selama sebulan penuh, kita puasa disiang hari untuk
mendirikan shalat malam (tarawih) membaca kitab suci Al-Quran dan berbagai
bentuk ibadah lainnya. Nabi Muhammad saw bersabda: “Barang siapa melakukan
puasa disiang hari pada bulan Ramadhan karena dorongan iman dan karena
mengharap pahala dari Allah, maka Allah swt akan memberikan ampunan atas segala
dosanya dimasa yang lalu. Barang siapa yang mendirikan shalat di malam hari di
bulan Ramadhan karena dorongan iman dan mengharap pahala dariNya, Allah swt
akan memberi ampunan atas segala dosanya dimasa yang lalu.
Perasaan sedih
kita diantaranya, Karena kita telah meninggalkan Bulan Ramadhan sehingga apakah
dengan sisa umur kita ini masih bisa bertemu dengan dengan Bulan Ramadhan di
tahun depan. Dan perasaan sedih karena disaat menjalankan Hari raya Idul Fitri
ini jauh dari Anak istri, orang tua dan saudara.
Dilain pihak,
mungkin kita pula khawatir sebab kita telah banyak melakukan banyak kegiatan
ibadah selama bulan puasa, tapi kita ternyata tidak mendapat apa-apa dari bulan
puasa itu. Sebagaimana Nabi Muhammad saw bersabda: “Banyak orang yang
menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, tapi mereka tidak dapat apa-apa
kecuali hanya lapar dan dahaga. Banyak orang yang melakukan shalat Tahajud
dimalam bulan Ramadhan, tapi mereka tidak dapat apa-apa kecuali rasa mengantuk.
Kita yakin bahwa
setiap orang islam sadar bahwa semua bentuk ibadah-ibadah ritual dalam Islam
memiliki dampak-dampak sosial dalam kehidupan kita, termasuk tentunya puasa di
bulan Ramadhan. Puasa sendiri mempunyai kedudukan yang khusus dalam islam.
Seperti halnya Allah
berfirman dalam Al-Qur'an, Allah swt secara langsung menghubungkan antara
keimanan sesorang dengan ibadah puasanya, tapi tidak dengan shalat, ibadah
haji, ataupun zakat. Kenapa Allah swt menempatkan kedudukan ibadah puasa mempunyai
hubungan langsung dengan Iman kita, ini menunjukan bahwa ibadah puasa adalah
suatu ibadah yang mempunyai hubungan pribadi antara Allah swt dengan umatNya.
Sabda Nabi Muhammad saw dalam hadits Qudsi: Semua kegiatan amal ibadah sudah
diturunkan lewat semua keturunan Nabi Adam saw kecuali puasa, sebab puasa
hanyalah untukKU, dan akan saya beri pahalanya langsung nanti dihari kemudian.
Inilah janji Allah swt.
Itulah sebabnya
saudara-saudara sekalian, tujuan utama dari puasa adalah untuk meningkatkan rasa
taqwa yang lebih tinggi kepada Allah swt. Dan taqwa adalah level yang tertinggi
dari karakter manusia, sebagai sarana menuju kepada kemuliaan yang tertinggi
didalam masyarakat. Sebagaimana Allah swt katakan dalam Al-Qur'an: "Yang
termulia di antara kalian disisi Allah swt adalah yang paling bertaqwa.”
Nabi Muhammad saw
juga bersabda: Tiada kelebihan suku/bangsa Arab di atas suku/bangsa yang bukan
suku bangsa Arab, dan tiada superioritas non Arab di atas Arab kecuali dengan
ketaqwaan semata. Kalau hal ini kita tarik dalam kenyataan hidup kita saat ini,
maka tiadalah superioritas orang perorang atau bangsa tertentu kecuali dengan
ketakwaan semata.
Allahu Akbar- Allah Akbar- Allahu Akbar 3X
Allahu Akbar walillahilhamd
Allahu Akbar walillahilhamd
Ikhwanul Muslimin yang berbahagia.
Ada beberapa
indikasi keberhasilan puasa yang telah kita lakukan:
Pertama: Meningkatkan keikhlasan.
Sebagaimana tadi dikatakan
bahwa ibadah puasa adalah suatu ibadah yang sangat personal sifatnya antara
seorang hamba dengan Allah swt. Untuk itu, puasa sudah seharusnya melahirkan
prilaku iklhlas yang tinggi dalam diri seorang hamba.
Seperti Doa yang
biasa kita baca dalam Sholat “Inna
sholati wanusuki wamahyaya wa mamatii lilla hirobbil’alamiim” Sesungguhnya
sholatku, ibadahku, hidup dan matiku , hanya untuk Allah penguasa alam semesta”
Prilaku ikhlas
ini akan menghindarkan seseorang dari "kesyirikan" halus, termasuk
kesyirikan kejiwaan, di mana seseorang terkadang mencita, membenci bukan lagi
karena Allah tapi demi seseorang. Padahal, Rasulullah menggariskan bahwa persyaratan
untuk mendapatkan cinta Allah adalah karena mencintai dan atau membenci karena
Allah semata. Jadi dengan melakukan ibadah puasa itu keikhlasan kepada Allah
swt akan semakin bermutu.
Kedua: Tumbuhnya Rasa Perduli dan Tanggung
jawab
kita yakin bahwa
Allah swt mengetahui dan melihat segala hal yang kita lakukan. Sesungguhnya
tiada yang tersembunyi dari Allah SWT. Allah swt mempunyai kemampuan
segala-galanya, Allah swt mengawasi tindak tanduk kita.
Diantaranya
contoh Umar dapat menjadi tauladan bagi kita, bahwa suatu ketika beliau sedang
melakukan inspeksi di saat beliau menjabat sebagai khalifah, menemukan seorang
ibu yang seolah sedang memasak dengan kobaran api yang besar. Sementara
anak-anaknya di sekelilingnya pada menangis. Beliau mendekat dan menanyakan,
apa gerangan yang terjadi. Maka serta merta, sang perempuan yang tidak sadar
kalau yang hadir disampingnya adalah Khalifah, mencaci dan mengutuk Khalifah
Umar. Jawab perempuan itu ,”Khalifah tidak bertanggung jawab, tidak punya perhatian
sehingga kami kelaparan. Kami tidak memiliki apa-apa untuk di masak. Umar
bertanya: "Lalu masak apakah kamu?" Perempuan itu menjawab:
"Saya
merebus batu-batu dengan api ini agar anak-anak saya terhibur". Mendengar
jawaban itu, segera Umar kembali ke "baitul maal" mengambil sekarung
gandum dan beberapa lauk pauk. Karung itu dipikul sendiri oleh Umar, sehingga
beberapa sahabat yang menemuinya di jalan berkeinginan agar karung itu diambil
dari sang Kahlifah dan sahabat itu yang akan membantu memikulnya. Namun dengan
tegas Umar menjawab: "Tidak, di hari kiamat nanti, anda tidak mungkin
mengambil dariku dan memikul tanggung jawab ini".
Umar membawa
gandum tersebut ke perempuan, lalu dimasakkannya, dan kemudian disuapinya
anak-anaknya. Setelah semua itu dilakukan, segera perempuan itu dengan rasa
malu bertanya: "Siapa gerangan engkau?". Umar menjawab: "Saya
adalah orang yang engkau katakan tidak bertanggung jawab tadi. Saya melakukan
ini karena mungkin apa yang engkau katakan tadi adalah betul. Untuk itu, mohon
maaf dan semoga Allah mengampuniku karena kelalaianku".
Itulah kiranya
prilaku seorang pemimpin yang punya "Rasa peduli". Dia akan merasa
bertanggung jawab, tidak saja kepada rakyatnya tapi lebih penting adalah kepada
Allah SWT diakhirat nanti. Bahkan sejak itu, Umar mengeluarkan pernyataan yang
dicatat oleh sejarah: "Seandainya ada seekor keledai mati karena kelaparan
di daerah Palesitina, maka aku akan bertanggung jawab di akherat nanti".
Saudara-sudara
sekalian, kisah Umar r.a ini dapat kita jadikan barometer dari sukses tidaknya
kita meraih makna puasa di masa-masa mendatang. Kalau semangat untuk untuk
jujur semakin meningkat, semangat untuk takut karena ada "Allah swt"
yang selalu mengawasi setiap saat. Dan semoga puasa telah membawa makna positif
dalam kehidupan kita. Jika tidak, maka berarti kita telah gagal untuk meraih
buah moral dari puasa Ramadhan lalu.
Ketiga: Tumbuhnya Kepedulian Sosial
Puasa adalah
"riyadhah mubasyarah" (latihan langsung) untuk merasakan kepedihan
dan rintihan mereka yang kurang beruntung. Kita lapar, kita dahaga, dan bahkan
kita kurang tidur, semua itu melatih kita untuk menumbuhkan rasa kepedualian
terhadap berbagai ketidak beruntungan hidup dari orang-orang yang ada di
sekitar kita.
Islam menghendaki
setiap seorang muslim untuk mengembangkan keimananya secara pribadi, kita
dituntut untuk menjadi manusia yang sholeh secara individu.
Tapi pada saat
yang sama, Allah tidak menghendaki kita menjadi seorang muslim yang egois.
Kesalehan individu tidak pernah cukup untuk dianggap menjadi kesalehan yang
sempurna dalam Islam. Oleh sebab itulah maka didalam Al-Qur'an Allah memberikan
contoh bagaimana Askhabul Kahfi ketika mereka berada dalam gua. Mereka
mengatakan bahwa sesungguhnya kami menyembah hanya Tuhan yang satu,
yang meng
indikasikan bahwa setiap individu diantara mereka mengembangkan keimanan yang
kuat. Tapi pada saat yang sama mereka juga mengatakan: "Mereka itu kaumku,
telah menjadikan sembahan-sembahan selain Allah".
Artinya, seorang
Muslim selain dituntut untuk menjadi hamba yang saleh secara individu, juga
dituntut untuk selalu "resah" (peduli) dengan berbagai ketidak
salehan yang ada di sekitarnya. Dalam hal ini, ketidak salehan yang cukup
meresahkan umat saat ini adalah "kebodohan dan kemiskinan". Untuk
itu, puasa seharusnya mempertajam jiwa kita yang harus resah dengan penderitaan
sesama Muslim di sekeliling kita. Rasulullah saw mengatakan dalam haditsnya:
"Tidak beriman diantara kalian, pada saat kalian tidur nyenyak karena
kenyang , sementara tetangganya tidak bisa tidur karena kelaparan".
Seandainya kita menengok sekali lagi, dengan semangat salam atau keinginan
untuk menebarkan "kesejahteraan" kepada siapa saja di sekeliling kita
, kita dapatkan betapa banyak tetangga kita yang kelaparan. Puasa yang kita
lakukan ini seharusnya melahirkan suatu perasaan trenyuh/iba hati terhadap
kemiskinan yang diderita oleh saudara-saudara kita.
Dalam ini,
Rasulullah saw sejak 15 abad yang lalu telah mengingatkan: "Hampir saja
kefakiran itu membawa kepada kekufuran". Akibatnya, betapa di bulan
Ramadhan sekalipun masih ada Saudari-Saudari seiman kita ada yang melacurkan
diri hanya karena tuntutan sesuap nasi. Oleh sebab itulah saudara saudara
sekalian, kita dapati bahwa betapa ada orang-orang Islam yang murtad karena dua
ini; Kemiskinan dan Kebodoh.
Anehnya, umat
islam seringkali lalai dari situasi ini. Bahkan terkadang justeru kita melanggar
ajaran mendasar dari ajaran agama kita. Untuk itu, kita harus benar jeli dalam
melihat, mana ajaran Islam yang sesungguhnya dan mana budaya setempat yang
terkadang dianggap ajaran mendasar dari agama kita. Sebab jika tidak, kita akan
terperangkap dalam sikap yang justru merugikan ajaran Islam tapi kita merasa
memperjuangkannya.
Allahu Akbar- Allah Akbar- Allahu Akbar 3X
Allahu Akbar walillahilhamd
Allahu Akbar walillahilhamd
Ikhwanul Muslimin yang berbahagia.
Keempat: Keseimbangan Hidup
Saudara-saudara
sekalian, puasa seharusnya melahirkan prilaku hidup yang bertawazun (Seimbang).
Kehidupan yang tidak imbang akan melahirkan beberapa bahaya:
Betapa tidak,
banyak orang lalai akan mati hanya karena terlalu cinta dalam kehidupan ini.
Menjadikan kezaliman-kezaliman dalam hidup, termasuk zalim pada diri sendiri
dan pengingkaran terhadap Allah swt.
Kelima: Sukses dengan Laelatul Qadr
Indikasi terakhir
berhasil tidaknya puasa kita Ramadhan ini adalah, mampukah kita keluar dari
Ramadhan ini dengan "laelatul Qadr?". Mampukah kita keluar dengan
kekuatan malam itu? Tapi apakah kekuatan malam itu? Apakah shalat sunnah kita?
Apakah dzikir kita? Sebenarnya jawaban yang paling tepat adalah kita keluar
dengan sebuah "arti kekuatan" yang didatangkan pada malam itu, dan
itulah dia Al-Qur'an. Maka seharusnya umat Islam, setelah berakhirnya Ramadhan
ini kembali melakukan "Perubahan hidup yang baik" dengan kekuatan Al
Qur'an. Kita maju, kuat dengan Al Qur'an. Umat ini hanya bisa maju, sukses,
bahagia dengan petunjuk Allah SWT. Sebaliknya, umat ini tidak akan pernah maju,
sukses, bahagia dengan mengabaikan Al Qur'an.
Sayang terkadang
kita memahami laelatul Qadr dengan hanya shalat tahajjud sebanyak-banyaknya, dzikir
sepanjang-panjangnya, shalat tasbih, dan berbagai bentuk ibadah lainnya.
Sementara inti dari Laelatul Qadr berupa Al Qur'an kita abaikan. Dan dengan
hikmah dari Puasa Ramadhan ini kita tetap terjaga oleh Al Qur’an yang sudah
lama kita abaikan ajaran-ajarannya. Semoga dengan Puasa dan ibadah lain di
Bulan Ramadhan ini telah memotivasi kita untuk mendalami Al Qur'an, dan
mempraktekkan Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Saudara-Saudara
sekalian, demikian lima poin indikator keberhasilan puasa kita. Kalau satupun
dari lima ini belum ada pada diri kita di masa mendatang, tentu kita patut menyesal.
Semoga Kita telah kembali bersih dan suci seperti bayi yang baru lahir. Mari
kita buka lembaran kehidupan baru ini senantiasa melikus dengan tinta emas
yaitu dengan akhlaq dan perbuatan yang Mulia. Saudaraku, Dalam merayakan Kemenangan ini mari Kita berharap semoga
kita ini tidak dengan tradisi jahiliyah, seperti minum-minuman keras dll yang
justru malah melecehkan Puasa Ramadhan dan Al Qur’an. Tetapi dengan rasa khusuk
dan syukur dan makan makanan yang halal. Semoga kita masih hidup di masa
depan dan bertemu kembali dengan Bulan Ramadhan, sehingga kita bisa semakin
meningkatkan kualitas ibadah kita. Semoga puasa kita diterima Allah swt dan
semoga dosa-dosa kita telah diampuni olehNya. Amin ya rabbal’alamiin
Allahu Akbar- Allah Akbar- Allahu Akbar 3X
Allahu Akbar walillahilhamd
Allahu Akbar walillahilhamd
Ikhwanul Muslimin yang berbahagia.
Akhirnya, marilah kita menundukkan hati kita
ke hadirat Allah SWT, memohon ridha dan perkenanNya.
Bismillahirrohmannirrohiim…
Allohuma soli’ala muhammad wa’ala ali Muhammad
Alhamdulillahirrobil’alamin
Segala puji kami haturkan hanya bagimu
Yang awal tanpa ada yang mengawali…
Yang Akhir tanpa ada yang mengakhiri…
Yang tak terlihat oleh pandangan orang yang memandang
Yang tak tergambar oleh bayangan orang yang membayangkan
Engkau ciptakan segala makhluk dengan segala kekuasaanMU
Engkau ciptakan segala sesuatu dengan kehendakMU
Segala puji hanya milikMU Ya Allah…
Yang memberi kepada kami kemampuan untuk mensyukuri
nikmatMU
Yang membuka bagi kami segala pintu-pintu ilmu Ke-IlahianMU
Ya Allah,
Gerakkanlah hati kami disetiap saat kami mendengar dan
menyebut namamU
Jadikanlah kami sebagai orang-orang yang selalu sabar dan
ikhlas
Jadikanlah kami sebagai golongan orang-orang yang pandai
bersyukur
Mudahkanlah urusan dakwah kami dalam mengenalkan islam
kepada yang belum mengenalnya
Ya Allah,
Lapangkanlah kecerdasanku, mudahkanlah untukku urusanku
Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka
mengerti perkataannku
Ya Allah,
Masukanlah kami ke gerbang kebenaran dan keluarkanlah kami
lewat gerbang kebenaran pula
Berikanlah kami kekuatan yang dapat menolongku
Ya Allah,
Jauhkanlah kami dari sifat iri dan dengki
Jauhkanlah kami dari sifat mengumpat dan mencela
Jauhkanlah kami dari bahaya lisanku
Jauhkanlah kami dari berbagai penyakit hati
Wahai dzat yang membolak balikkan hati
Tetapkanlah hati kami terhadap agamMU
Serta jadikanlah kami orang yang selalu taat kepadaMU
Maha suci Engkau ya Allah, sesungguhnya kami termasuk
orang-orang yang dholim
maka ampunilah kami
Ya Allah,
Janganlah engkaunhukum kami jika kami lupa atau melakukan
kesalahan
Janganlah engkau bebani kami dengan beban yang berat
Sebagaimana engkau bebankan kepada orang-orang sebelum
kami
Ya Allah ya Tuhan kami,
Janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak
sanggup memikulnya
Maafkanlah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami.
Engkau pelindung kami, maka tolonglah kami dalam
menghadapi orang-orang kafir
Ya Allah,
Ampinilah segala dosa dosa kami dan segala dosa kedua
orang tua kami
Ampunilah dosa dosa anak dan istri kami dan
saudara-saudara kami
Dari dosa yang dhohir maupun yang batin
Dosa yang nyata maupun yang samar-samar
Dosa yang besar maupun dosa yang kecil
Dosa yang dahulu maupun dosa yang kemudian
Segala puji hanya bagimu ya Allah..,
Dengan segenap pujian yang dikumandangkan oleh para
Malaikat dan para Makhluk yang dimulyakan
Segala puji hanya kepadaMU Ya Allah…
Atas segala nikmat yang telah Engkau berikan kepada kami,
Hamba-hambaMU yang telah mendahului yang sekarang dan yang akan datang kemudian
Segenap pujian kami haturkan, Sebagai penghubung untuk
mentaati dan meminta ampunaMU
Sebagai penyebab memperoleh Ridho pengantar jalan menuju
SurgaMU Ya Allah…
Segala puji bagiMU Ya Allah…
Engkau ciptakan kami sebagai hambaMU dan sebagai umat
Nabi Muhammad saw, KekasihMU
Ya Allah, ya Tuhan kami, berikanlah kami kekuatan serta kemampuan
untuk melangkah ke depan, dimana kami
akan tersesat tanpa petunjukMu, kami akan merugi tanpa ridha dan tuntunanMu.
Ya Allah, ya Tuhan kami, curahilah kami dengan rahmat dan
nikmatMu, sinarilah hati kami dengan cahayaMu. Berikanlah kami bimbingan untuk
dapat berjalan dijalanMu. Tunjukkanlah kami jalan yang lurus, yaitu jalan yang
Engkau ridhai. Berilah kami kemampuan untuk mengikuti jalan yang lurus itu ya
Allah.
Ya Allah, jadikanlah kami orang-oran yang Engkau karuniai dengan
keimanan dan ketaqwaan yang kokoh kepadaMu, sehingga kami mampu melawan segala
tantangan dan hambatan.
Rabbana atina fiddunya khasanah wafil akhiroti khasanah
waqina’adhabannar”
Wabillahitaufik wal hidayah,
Wassalamu ‘alaikum warakhmatullahi wa barakatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar