Minggu, 02 September 2012

KHOTBAH IDUL FITRI 1433H ( MT.Reola Ribka )


KHOTBAH IDUL FITRI 1433H
( MT.Reola Ribka )
Rahmat Priyono

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

 الله أكبر الله أكبر الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَه، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّجُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُنَافِقُوْنَ.
 الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْرُ الصِّيَامِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَجَعَلَ عِيْدَ الْفِطْرِ ضِيَافَةً لِلصَّائِمِيْنَ وَفَرْحَةً لِلْمُتَّقِيْنَ،
 أَشْهَدُ أَنْ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
صَادِقُ الْوَعْدِ الأَمِيْن،
 اللهم فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلهِ وَأَصْحَابِ الْكِرَامِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا،
 أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن.

Alhamdulillah, kiranya para hamba Allah di pagi hari ini mempunyai dua perasaan yang berbeda yang mungkin bertolak belakang. Di satu sisi gembira karena baru saja selesai malakukan ibadah puasanya selama sebulan penuh, kita puasa disiang hari untuk mendirikan shalat malam (tarawih) membaca kitab suci Al-Quran dan berbagai bentuk ibadah lainnya. Nabi Muhammad saw bersabda: “Barang siapa melakukan puasa disiang hari pada bulan Ramadhan karena dorongan iman dan karena mengharap pahala dari Allah, maka Allah swt akan memberikan ampunan atas segala dosanya dimasa yang lalu. Barang siapa yang mendirikan shalat di malam hari di bulan Ramadhan karena dorongan iman dan mengharap pahala dariNya, Allah swt akan memberi ampunan atas segala dosanya dimasa yang lalu.
Perasaan sedih kita diantaranya, Karena kita telah meninggalkan Bulan Ramadhan sehingga apakah dengan sisa umur kita ini masih bisa bertemu dengan dengan Bulan Ramadhan di tahun depan. Dan perasaan sedih karena disaat menjalankan Hari raya Idul Fitri ini jauh dari Anak istri, orang tua dan saudara.
Dilain pihak, mungkin kita pula khawatir sebab kita telah banyak melakukan banyak kegiatan ibadah selama bulan puasa, tapi kita ternyata tidak mendapat apa-apa dari bulan puasa itu. Sebagaimana Nabi Muhammad saw bersabda: “Banyak orang yang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, tapi mereka tidak dapat apa-apa kecuali hanya lapar dan dahaga. Banyak orang yang melakukan shalat Tahajud dimalam bulan Ramadhan, tapi mereka tidak dapat apa-apa kecuali rasa mengantuk.

Kita yakin bahwa setiap orang islam sadar bahwa semua bentuk ibadah-ibadah ritual dalam Islam memiliki dampak-dampak sosial dalam kehidupan kita, termasuk tentunya puasa di bulan Ramadhan. Puasa sendiri mempunyai kedudukan yang khusus dalam islam.

Seperti halnya Allah berfirman dalam Al-Qur'an, Allah swt secara langsung menghubungkan antara keimanan sesorang dengan ibadah puasanya, tapi tidak dengan shalat, ibadah haji, ataupun zakat. Kenapa Allah swt menempatkan kedudukan ibadah puasa mempunyai hubungan langsung dengan Iman kita, ini menunjukan bahwa ibadah puasa adalah suatu ibadah yang mempunyai hubungan pribadi antara Allah swt dengan umatNya. Sabda Nabi Muhammad saw dalam hadits Qudsi: Semua kegiatan amal ibadah sudah diturunkan lewat semua keturunan Nabi Adam saw kecuali puasa, sebab puasa hanyalah untukKU, dan akan saya beri pahalanya langsung nanti dihari kemudian. Inilah janji Allah swt.

Itulah sebabnya saudara-saudara sekalian, tujuan utama dari puasa adalah untuk meningkatkan rasa taqwa yang lebih tinggi kepada Allah swt. Dan taqwa adalah level yang tertinggi dari karakter manusia, sebagai sarana menuju kepada kemuliaan yang tertinggi didalam masyarakat. Sebagaimana Allah swt katakan dalam Al-Qur'an: "Yang termulia di antara kalian disisi Allah swt adalah yang paling bertaqwa.”

Nabi Muhammad saw juga bersabda: Tiada kelebihan suku/bangsa Arab di atas suku/bangsa yang bukan suku bangsa Arab, dan tiada superioritas non Arab di atas Arab kecuali dengan ketaqwaan semata. Kalau hal ini kita tarik dalam kenyataan hidup kita saat ini, maka tiadalah superioritas orang perorang atau bangsa tertentu kecuali dengan ketakwaan semata.
Allahu Akbar- Allah Akbar- Allahu Akbar 3X
Allahu Akbar walillahilhamd
Ikhwanul Muslimin yang berbahagia.

Ada beberapa indikasi keberhasilan puasa yang telah kita lakukan:

Pertama: Meningkatkan keikhlasan.

Sebagaimana tadi dikatakan bahwa ibadah puasa adalah suatu ibadah yang sangat personal sifatnya antara seorang hamba dengan Allah swt. Untuk itu, puasa sudah seharusnya melahirkan prilaku iklhlas yang tinggi dalam diri seorang hamba.
Seperti Doa yang biasa kita baca dalam Sholat  “Inna sholati wanusuki wamahyaya wa mamatii lilla hirobbil’alamiim” Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku , hanya untuk Allah penguasa alam semesta”

Prilaku ikhlas ini akan menghindarkan seseorang dari "kesyirikan" halus, termasuk kesyirikan kejiwaan, di mana seseorang terkadang mencita, membenci bukan lagi karena Allah tapi demi seseorang. Padahal, Rasulullah menggariskan bahwa persyaratan untuk mendapatkan cinta Allah adalah karena mencintai dan atau membenci karena Allah semata. Jadi dengan melakukan ibadah puasa itu keikhlasan kepada Allah swt akan semakin bermutu.

Kedua: Tumbuhnya Rasa Perduli dan Tanggung jawab

kita yakin bahwa Allah swt mengetahui dan melihat segala hal yang kita lakukan. Sesungguhnya tiada yang tersembunyi dari Allah SWT. Allah swt mempunyai kemampuan segala-galanya, Allah swt mengawasi tindak tanduk kita.

Diantaranya contoh Umar dapat menjadi tauladan bagi kita, bahwa suatu ketika beliau sedang melakukan inspeksi di saat beliau menjabat sebagai khalifah, menemukan seorang ibu yang seolah sedang memasak dengan kobaran api yang besar. Sementara anak-anaknya di sekelilingnya pada menangis. Beliau mendekat dan menanyakan, apa gerangan yang terjadi. Maka serta merta, sang perempuan yang tidak sadar kalau yang hadir disampingnya adalah Khalifah, mencaci dan mengutuk Khalifah Umar. Jawab perempuan itu ,”Khalifah  tidak bertanggung jawab, tidak punya perhatian sehingga kami kelaparan. Kami tidak memiliki apa-apa untuk di masak. Umar bertanya: "Lalu masak apakah kamu?" Perempuan itu menjawab:
"Saya merebus batu-batu dengan api ini agar anak-anak saya terhibur". Mendengar jawaban itu, segera Umar kembali ke "baitul maal" mengambil sekarung gandum dan beberapa lauk pauk. Karung itu dipikul sendiri oleh Umar, sehingga beberapa sahabat yang menemuinya di jalan berkeinginan agar karung itu diambil dari sang Kahlifah dan sahabat itu yang akan membantu memikulnya. Namun dengan tegas Umar menjawab: "Tidak, di hari kiamat nanti, anda tidak mungkin mengambil dariku dan memikul tanggung jawab ini".
Umar membawa gandum tersebut ke perempuan, lalu dimasakkannya, dan kemudian disuapinya anak-anaknya. Setelah semua itu dilakukan, segera perempuan itu dengan rasa malu bertanya: "Siapa gerangan engkau?". Umar menjawab: "Saya adalah orang yang engkau katakan tidak bertanggung jawab tadi. Saya melakukan ini karena mungkin apa yang engkau katakan tadi adalah betul. Untuk itu, mohon maaf dan semoga Allah mengampuniku karena kelalaianku".

Itulah kiranya prilaku seorang pemimpin yang punya "Rasa peduli". Dia akan merasa bertanggung jawab, tidak saja kepada rakyatnya tapi lebih penting adalah kepada Allah SWT diakhirat nanti. Bahkan sejak itu, Umar mengeluarkan pernyataan yang dicatat oleh sejarah: "Seandainya ada seekor keledai mati karena kelaparan di daerah Palesitina, maka aku akan bertanggung jawab di akherat nanti".

Saudara-sudara sekalian, kisah Umar r.a ini dapat kita jadikan barometer dari sukses tidaknya kita meraih makna puasa di masa-masa mendatang. Kalau semangat untuk untuk jujur semakin meningkat, semangat untuk takut karena ada "Allah swt" yang selalu mengawasi setiap saat. Dan semoga puasa telah membawa makna positif dalam kehidupan kita. Jika tidak, maka berarti kita telah gagal untuk meraih buah moral dari puasa Ramadhan lalu.

Ketiga: Tumbuhnya Kepedulian Sosial

Puasa adalah "riyadhah mubasyarah" (latihan langsung) untuk merasakan kepedihan dan rintihan mereka yang kurang beruntung. Kita lapar, kita dahaga, dan bahkan kita kurang tidur, semua itu melatih kita untuk menumbuhkan rasa kepedualian terhadap berbagai ketidak beruntungan hidup dari orang-orang yang ada di sekitar kita.
Islam menghendaki setiap seorang muslim untuk mengembangkan keimananya secara pribadi, kita dituntut untuk menjadi manusia yang sholeh secara individu.

Tapi pada saat yang sama, Allah tidak menghendaki kita menjadi seorang muslim yang egois. Kesalehan individu tidak pernah cukup untuk dianggap menjadi kesalehan yang sempurna dalam Islam. Oleh sebab itulah maka didalam Al-Qur'an Allah memberikan contoh bagaimana Askhabul Kahfi ketika mereka berada dalam gua. Mereka mengatakan bahwa sesungguhnya kami menyembah hanya Tuhan yang satu,
yang meng indikasikan bahwa setiap individu diantara mereka mengembangkan keimanan yang kuat. Tapi pada saat yang sama mereka juga mengatakan: "Mereka itu kaumku, telah menjadikan sembahan-sembahan selain Allah".
Artinya, seorang Muslim selain dituntut untuk menjadi hamba yang saleh secara individu, juga dituntut untuk selalu "resah" (peduli) dengan berbagai ketidak salehan yang ada di sekitarnya. Dalam hal ini, ketidak salehan yang cukup meresahkan umat saat ini adalah "kebodohan dan kemiskinan". Untuk itu, puasa seharusnya mempertajam jiwa kita yang harus resah dengan penderitaan sesama Muslim di sekeliling kita. Rasulullah saw mengatakan dalam haditsnya: "Tidak beriman diantara kalian, pada saat kalian tidur nyenyak karena kenyang , sementara tetangganya tidak bisa tidur karena kelaparan". Seandainya kita menengok sekali lagi, dengan semangat salam atau keinginan untuk menebarkan "kesejahteraan" kepada siapa saja di sekeliling kita , kita dapatkan betapa banyak tetangga kita yang kelaparan. Puasa yang kita lakukan ini seharusnya melahirkan suatu perasaan trenyuh/iba hati terhadap kemiskinan yang diderita oleh saudara-saudara kita.

Dalam ini, Rasulullah saw sejak 15 abad yang lalu telah mengingatkan: "Hampir saja kefakiran itu membawa kepada kekufuran". Akibatnya, betapa di bulan Ramadhan sekalipun masih ada Saudari-Saudari seiman kita ada yang melacurkan diri hanya karena tuntutan sesuap nasi. Oleh sebab itulah saudara saudara sekalian, kita dapati bahwa betapa ada orang-orang Islam yang murtad karena dua ini; Kemiskinan dan Kebodoh.

Anehnya, umat islam seringkali lalai dari situasi ini. Bahkan terkadang justeru kita melanggar ajaran mendasar dari ajaran agama kita. Untuk itu, kita harus benar jeli dalam melihat, mana ajaran Islam yang sesungguhnya dan mana budaya setempat yang terkadang dianggap ajaran mendasar dari agama kita. Sebab jika tidak, kita akan terperangkap dalam sikap yang justru merugikan ajaran Islam tapi kita merasa memperjuangkannya.


Allahu Akbar- Allah Akbar- Allahu Akbar 3X
Allahu Akbar walillahilhamd
Ikhwanul Muslimin yang berbahagia.

Keempat: Keseimbangan Hidup

Saudara-saudara sekalian, puasa seharusnya melahirkan prilaku hidup yang bertawazun (Seimbang). Kehidupan yang tidak imbang akan melahirkan beberapa bahaya:
Betapa tidak, banyak orang lalai akan mati hanya karena terlalu cinta dalam kehidupan ini. Menjadikan kezaliman-kezaliman dalam hidup, termasuk zalim pada diri sendiri dan pengingkaran terhadap Allah swt.

Kelima: Sukses dengan Laelatul Qadr

Indikasi terakhir berhasil tidaknya puasa kita Ramadhan ini adalah, mampukah kita keluar dari Ramadhan ini dengan "laelatul Qadr?". Mampukah kita keluar dengan kekuatan malam itu? Tapi apakah kekuatan malam itu? Apakah shalat sunnah kita? Apakah dzikir kita? Sebenarnya jawaban yang paling tepat adalah kita keluar dengan sebuah "arti kekuatan" yang didatangkan pada malam itu, dan itulah dia Al-Qur'an. Maka seharusnya umat Islam, setelah berakhirnya Ramadhan ini kembali melakukan "Perubahan hidup yang baik" dengan kekuatan Al Qur'an. Kita maju, kuat dengan Al Qur'an. Umat ini hanya bisa maju, sukses, bahagia dengan petunjuk Allah SWT. Sebaliknya, umat ini tidak akan pernah maju, sukses, bahagia dengan mengabaikan Al Qur'an.

Sayang terkadang kita memahami laelatul Qadr dengan hanya shalat tahajjud sebanyak-banyaknya, dzikir sepanjang-panjangnya, shalat tasbih, dan berbagai bentuk ibadah lainnya. Sementara inti dari Laelatul Qadr berupa Al Qur'an kita abaikan. Dan dengan hikmah dari Puasa Ramadhan ini kita tetap terjaga oleh Al Qur’an yang sudah lama kita abaikan ajaran-ajarannya. Semoga dengan Puasa dan ibadah lain di Bulan Ramadhan ini telah memotivasi kita untuk mendalami Al Qur'an, dan mempraktekkan Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

Saudara-Saudara sekalian, demikian lima poin indikator keberhasilan puasa kita. Kalau satupun dari lima ini belum ada pada diri kita di masa mendatang, tentu kita patut menyesal. Semoga Kita telah kembali bersih dan suci seperti bayi yang baru lahir. Mari kita buka lembaran kehidupan baru ini senantiasa melikus dengan tinta emas yaitu dengan akhlaq dan perbuatan yang Mulia. Saudaraku, Dalam merayakan Kemenangan ini mari Kita berharap semoga kita ini tidak dengan tradisi jahiliyah, seperti minum-minuman keras dll yang justru malah melecehkan Puasa Ramadhan dan Al Qur’an. Tetapi dengan rasa khusuk dan syukur dan makan makanan yang halal. Semoga kita masih hidup di masa depan dan bertemu kembali dengan Bulan Ramadhan, sehingga kita bisa semakin meningkatkan kualitas ibadah kita. Semoga puasa kita diterima Allah swt dan semoga dosa-dosa kita telah diampuni olehNya. Amin ya rabbal’alamiin

Allahu Akbar- Allah Akbar- Allahu Akbar 3X
Allahu Akbar walillahilhamd
Ikhwanul Muslimin yang berbahagia.

Akhirnya, marilah kita menundukkan hati kita ke hadirat Allah SWT, memohon ridha dan perkenanNya.

Bismillahirrohmannirrohiim…
Allohuma soli’ala muhammad wa’ala ali Muhammad
Alhamdulillahirrobil’alamin

Segala puji kami haturkan hanya bagimu
Yang awal tanpa ada yang mengawali…
Yang Akhir tanpa ada yang mengakhiri…
Yang tak terlihat oleh pandangan orang yang memandang
Yang tak tergambar oleh bayangan orang yang membayangkan
Engkau ciptakan segala makhluk dengan segala kekuasaanMU
Engkau ciptakan segala sesuatu dengan kehendakMU

Segala puji hanya milikMU Ya Allah…
Yang memberi kepada kami kemampuan untuk mensyukuri nikmatMU
Yang membuka bagi kami segala pintu-pintu ilmu Ke-IlahianMU

Ya Allah,
Gerakkanlah hati kami disetiap saat kami mendengar dan menyebut namamU
Jadikanlah kami sebagai orang-orang yang selalu sabar dan ikhlas
Jadikanlah kami sebagai golongan orang-orang yang pandai bersyukur
Mudahkanlah urusan dakwah kami dalam mengenalkan islam kepada yang belum mengenalnya

Ya Allah,
Lapangkanlah kecerdasanku, mudahkanlah untukku urusanku
Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka mengerti perkataannku

Ya Allah,
Masukanlah kami ke gerbang kebenaran dan keluarkanlah kami lewat gerbang kebenaran pula
Berikanlah kami kekuatan yang dapat menolongku

Ya Allah,
Jauhkanlah kami dari sifat iri dan dengki
Jauhkanlah kami dari sifat mengumpat dan mencela
Jauhkanlah kami dari bahaya lisanku
Jauhkanlah kami dari berbagai penyakit hati

Wahai dzat yang membolak balikkan hati
Tetapkanlah hati kami terhadap agamMU
Serta jadikanlah kami orang yang selalu taat kepadaMU
Maha suci Engkau ya Allah, sesungguhnya kami termasuk orang-orang yang dholim
maka ampunilah kami

Ya Allah,
Janganlah engkaunhukum kami jika kami lupa atau melakukan kesalahan
Janganlah engkau bebani kami dengan beban yang berat
Sebagaimana engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami

Ya Allah ya Tuhan kami,
Janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak sanggup memikulnya
Maafkanlah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami.
Engkau pelindung kami, maka tolonglah kami dalam menghadapi orang-orang kafir

Ya Allah,
Ampinilah segala dosa dosa kami dan segala dosa kedua orang tua kami
Ampunilah dosa dosa anak dan istri kami dan saudara-saudara kami
Dari dosa yang dhohir maupun yang batin
Dosa yang nyata maupun yang samar-samar
Dosa yang besar maupun dosa yang kecil
Dosa yang dahulu maupun dosa yang kemudian

Segala puji hanya bagimu ya Allah..,
Dengan segenap pujian yang dikumandangkan oleh para Malaikat dan para Makhluk yang dimulyakan

Segala puji hanya kepadaMU Ya Allah…
Atas segala nikmat yang telah Engkau berikan kepada kami, Hamba-hambaMU yang telah mendahului yang sekarang dan yang akan datang kemudian

Segenap pujian kami haturkan, Sebagai penghubung untuk mentaati dan meminta ampunaMU
Sebagai penyebab memperoleh Ridho pengantar jalan menuju SurgaMU Ya Allah…
Segala puji bagiMU Ya Allah…
Engkau ciptakan kami sebagai hambaMU dan sebagai umat Nabi Muhammad saw, KekasihMU

Ya Allah, ya Tuhan kami, berikanlah kami kekuatan serta kemampuan untuk melangkah ke depan,  dimana kami akan tersesat tanpa petunjukMu, kami akan merugi tanpa ridha dan tuntunanMu.

Ya Allah, ya Tuhan kami, curahilah kami dengan rahmat dan nikmatMu, sinarilah hati kami dengan cahayaMu. Berikanlah kami bimbingan untuk dapat berjalan dijalanMu. Tunjukkanlah kami jalan yang lurus, yaitu jalan yang Engkau ridhai. Berilah kami kemampuan untuk mengikuti jalan yang lurus itu ya Allah.

Ya Allah, jadikanlah kami orang-oran yang Engkau karuniai dengan keimanan dan ketaqwaan yang kokoh kepadaMu, sehingga kami mampu melawan segala tantangan dan hambatan.
Rabbana atina fiddunya khasanah wafil akhiroti khasanah waqina’adhabannar”

Wabillahitaufik wal hidayah,
Wassalamu ‘alaikum warakhmatullahi wa barakatuh 


Tidak ada komentar: