I.ILMU KEDOKTERAN.
a.Al-Rozi ( Rhases, 865 – 925 M )
Menulis sekitar 200 jilid
buku yang paling terkenal berjudul Al-Hawi tentang ilmu kedokteran. Raja
Charles I memerintahkan untuk menterjemahkan Al-Hawi ke dalam Bahasa latin pada
tahun 1279 M dg judul Liber Continens ( buku yang dapat dipakai untuk seluruh
benua ). Sampai tahun 1542 M Al Hawi masih diterjemahkan dalam bahasa-bahasa
Eropa . Tulisan Al-Razi tentang campak ( gabak, measles ) dan cacar ( small pox
) diterjemahkan dalam bahasa Inggris sudah 40 kali cetak ulang sampai tahun
1866 M.
b. Ali Abbas ( wafat 944 M )
Menulis encyeclopedia
kedokteran dengan judul Al-Kitab Al-Maliki yang diterjemahkan kedalam bahasa
Inggris dengan judul The Whole medical art. Terjemahan bahasa latin dengan
judul Liber Regius.
c. Ibnu Sina ( Avicenna, 980 – 1037 M ).
Bukunya Al-Qonun fit Thib
( Canon of Medicine ) diterjemahkan dalam berbagai bahasa Eropa. Buku ini
menjadi buku induk mahasiswa kedikteran waktu itu. Buku ini tak henti-hentinya
dibaca, dipelajari, diterjemahkan, diterbitkan, didiskusikan sampai abad ke-18
M. Selama 4 abad, Alqonun fit Thib adalah text book dari ilmu kedokteran Eropa.
Bahkan sampai tahun 1930 masih diterjemahkan dalam bahasa Inggris dalam bentuk
fragmen-fragmen. Beliau mendapat julukan Father of Doctors. Donald Campbell
mengatakan : “ Eropa pada abad pertengahan memandang ilmu pengobatan Arab
dengan rasa takut bercampur hormat dan Cordova dipandang dengan rasa kagum oleh
orang-orang Eropa yang terpelajar. Sampai akhir abad ke-16, rencana pengajaran
dalam ilmu pengobatan pada universitas-universitas Eropa membutuhkan
pengetahuan tentang Canon Avicema ( Alqonun fit Thib ) “.
d. Ali bin Isa ( Jesu Haly ). Bukunya tentang ophthalmology menjadi text book di
fakultas-fakultas kedokteran Eropa sampai tahun 1900 M.
e. Al-Hasan Ibnu Haytam ( Al-Hazen, lahir 965 M ),
ahli matematika dan fisika.
Salah satu bukunya tentang
optics, menjadi pedoman sarjana-sarjana Eropa, diantaranya adalah Roger Bacon
dan Johan Kepler. Al-Hazen sudah membahas tentang lensa sspheris dan lensa
cylinder, tentang dioptri, focus, magnify, inversi gambar, spectrum cahaya,
tentang gerhana dan sebagainya dengan analisa dan uraian matematis yang akurat.
Kacamata, lensa untuk microscope dan lensa telescope adalah hasil pemikiran
Al-Hazen.
f. Ibnu Rusd ( avenrroes wafat 1198 M ).
Ahli filsafat yang
mengantarkan Eropa ke pintu gerbang Renaisance. Buku kedokterannya “ Kulliyat
Fitthib “, diterjemahkan dalam bahasa Latin dengan judul Colliget dan dalam
bahasa Inggris dengan judul General Rulles of Medicine.
Demikian pula sederet
nama-nama penting, misalnya Al-Biruni, Ibnu Zuhr, Al-Baytar, Ali Ibnu Ridwan,
Abul Cassis, Jabir dll.
Prof Charles Singer
berkomentar : “ Ilmu anatomi dan ilmu kedokteran yang sebenarnya tidak ada.
Ilmu mengenal penyakit, dipergunakan dengan cara yang bukan-bukan, dengan
jengkalan jari. Orang hanya menggunakan tumbuh-2an dan menjadi tukang jual
obat. Tahayul adalah masuk salah satu obat-obatan. Obat2-an terdiri dari
kumpulan ramu-ramuan, diperkuat dengan mantera. Ilmu pengetahuan yang menjadi
urat nadi ilmu pengobatan, sama sekali tidak ada. Ilmu kedokteran Eropa adalah
pelajaran yang diperoleh dari orang Islam. “ *)
Dr. Max Mayerhof
mengatakan : “ Kedokteran Islam dan Ilmu pengetahuan umumnya, menyinari
matahari Hellenisme hingga pudar cahanya. Kemudian, ilmu Islam menjadi bulan di
malam gelap Eropa abad pertengahan. Cahaaaya bulan ditaburi cahaya bintang
dimalam gelap Eropa iiitu mengantar ke jalan Renaisance. Karena itulah Islam
menjadi biang gerak besar, yang dipunyai Eropa sekarang. Dengan demikian,
pantas kita menyatakan Islam harus tetap bersama kita.”*)
Rom Landau mengatakan : “
Sekolah-sekolah tinggi kedokteran yang terpenting di Eropa belum tentu
dilahirkan, jika tidak karena dorongan ilmu pengetahuan Arab. Ketika
sekolah-sekolah tinggi yang seperti itu didirikan di Paris ( 1110 M ), Bologna
( 1113 M ), Montpellier ( 1181 M ), Padua ( 1222 M ) dan Naples ( 1224 M ),
rencana pengajarannya seluruhnya dikuasai oleh ilmu pengobatan Arab ( Muslim )
“.
II. ILMU MATEMATIKA
Al-Khawarismi
Algorithm (
Logaritma ) adalah berasal dari Al-Khawarismi. Karangan Khawarismi dianggap dasar asasi bagi
matematika yang kita kenal dewasa ini. Beliaulah yang menemukan aljabar.
Kitabnya yang berjudul Hisabaljabarwal Muqabalah ( The Mathematic of
integration and equation ) adalah buku pertama/tertua dibidang aljabar.
Gerad of Cremona
menterjemahkan buku ini dan memasukkan aljabar ke Eropa hingga menjadi
referensi utama bidang aljabar pada universitas-universitas Eropa sampai abad
XVI.
Dia menemuka angka “nol”
yang dengan angka itu matematika dan ilmu pengetahuan alam lainnya dimungkinkan
untuk bergerak melaju dengan pesat. Tanpa angka nol, ilmu pengetahuan dan
peradaban akan sangat sulit untuk maju. Dua setengah abad sesudah bangsa-bangsa
Arab menggunakan angka nol, barulah bangsa-bangsa Barat menggunakannya.
AlBattani ( 858 – 929 M )
Beliau penemu
“Trigonometri” Prof. Carra de
Vaux menyatakan : “ Teori ini sudah lebih jauh dari apa yang didapat ahli
bintang Yunani “*) . Teori Al-Battani-lah yang mengatarkan kita ke abad
ilmu pengetahuan modern sekarang.
Abul Wafa ( 940 – 998 M )
Abul Wafa yang pertama
menemukan rumus Sinus, Tangens, Cotangens, Secans dan Cosecans. Beliau
menyempurnakan teori trigonometri dari Al-Battani.
Prof. Carra de Vaux
menyatakan pula : “ Selama dua abad belakangan ini, bentuk akhir teori Abul
Wafa telah kita peroleh. Dengan inilah kita sekarang membentuk peradaban kita.
Pendapat-pendapat yang telah menciptakan dan membuat jalan baru ini,
sebenarnyalah orang-orang yang mempunyai otak maha perkasa, baik dalam ilmu
filsafat, pengetahuan umum, maupun dalam pengetahuan rohani dan ilmu alam “
.*).
Selain tiga
tokoh peletak dasar –dasar matematika tersebut, perlu dicatat pula tokoh-tokoh
lainnya, seperti : Omar
al-Khayyam, Tsabit bin Qurro, Abu Jakfar al-Khurasani, Jaber, Al-Farghoni (
Al-Fraganus ), Banu Musa, Alzarkali ( Alzachel ), Nasiruddin Tusi dan
lain-lain. Tokoh-tokoh ini selain sebagai para ahli pendahulu dibidang
matematika, aljabar, trigonometry, geometry, ilmu ukur analitis dan sebagainya,
merekapun ahli-ahli astronomi ( sebagian mempunyai observatorium sendiri ).
al biruni |
Sebagai kesimpulan, Prof
Carra de Vaux menyatakan : “ Sebenarnya, orang Islam telah memperoleh
kemajuan pesat dalam lapangan ilmu pengetahuan. Mereka mengajar kita berhitung,
sehingga kita dapat berhitung. Mereka mendapat ilmu aljabar dan ilmu pasti.
Mereka memacu dan melanjutkannya, sehingga diperolehnya pula ilmu ukur
analytic. Tidak ada pertikaian faham, merekalah pertama kali mendapat ilmu
Planimetri dan trigonometry. Ilmu-ilmu ini belum pernah diketahui orang Yunani
sebelumnya. “*)
*) Kultur Islam, cetakan I, 1964, oleh dr Oemar Amin
Husin.
III. ILMU FILSAFAT
a. Ibnu Sina (
980 – 1037 M )
Selain mendapat julukan father
of doctors, beliau juga diakui sebagai seorang filsuf besar yang amat
berpengaruh. Selain Al-qonum Fitthib yang sangat dikenal, karya tulis beliau
yang berjudul : “ As-Syifaa “, merupakan encyclopedia besar tentang ilmu
kedokteran, filsafat dan ilmu pasti. As-Sifaa terdiri dari 18 jilid dan masih
dicetak di Leiden sampai tahun 1982 M.
Pengaruh Ibnu Sina (
Avicenna ) sangat besar dikalangan para filsuf barat. Dante meletakkan Ibnu
Sina sdi satu kedudukan antara Hipocrates dan Galenus. Scalinger berpendapat,
bahwa Ibnu Sina adalah tandingan Galenus dalam ilmu kkedokteran dan melebihinya
dalam ilmu filsafat.
“ Sejak awal abat 13,
pengajaran di Universita Paris dipengaruhi oleh karya-karya filsafat yang baru
ditemukan. Dari pihak gereja beberapa kali dilarang untuk membahas karya-karya
Aristoteles ( yang diperkenalkan oleh filsif-filsuf Muslim ) dalam kuliah. Tapi
larangan ini tidak dapat menghindarkan bahwa pengaruh Aristoteles dan filsuf
Arab semakin bertambah. Perkembangan yang sama terdapat juga di Universitas
Oxford “. Demikian Dr. Kees Bertens
dalam “Ringkasan Sejarah Filsafat, yayasan Kanisius edisi II, 1979, hal. 33.
b. Al-Rusyd (
Averoes, benroyst, liverays, 1126 – 1198 )
ibn-rusd |
Filsuf dan dokter
kelahiran cordova ini nama lengkapnya adalah Abul Walid Muhammad bin Ahmad Ibnu
Rusyd. Beliaulah penganalisa dan pengulas filsafat Aristoteles yang paling
mendalam hingga dijuluki “Sang Komentator “. Komentar-2 nya sangat dihargai
dalam dunia Skolastik dikemudian hari dan digunakan secara intensif.Oleh
karenanya dalam dunia skolastik waktu abad pertengahan Ibnu Rusyd biasanya
diberi gelar “ Sang Komentator “.
Dr. Kees Bertens : “
Aliran filsafatnya yang disebut Averoisme telah mengantarkan Eropa ke pintu
gernag Renaissance. Alam pikiran seluruh universitas di Eropa terpengaruh oleh
Averoisme karena mmereka mempelajari filsafat Aristoteles atas dasar komentar,
tafsiran dan analisa dari Ibnu Rusyd “.
Dr Philips mengatakan : “
Barat bersandar dalam banyak keadaan kepada terjemahan Latin yang disalin dari
bahasa Hebrew. Dan terjemahan inipun disalin pula dari ulasan bahasa Arab atas
terjemahan yang ada, yang tadinya disalin pula dari bahasa Suryani. Salinan
kedalam bahasa Suryani diambil dari bahasa Yunani. Tetapi sekalipun demikian,
ahli filsafat Masehi telah terpengaruh dengan Aristo dan Ibnu Rusyd lebih
daripada pengaruhnya pengarang-pengarang lain. Filsafat Ibnu Rusyd senantiasa
berkuasa atas alam pikiran dari mulai akhir abad XII sampai akhir abad XVI.
Pengikut gereja segaja
kembali kepada tulisan-tulisan Ibnu Rusyd. Tetapi mereka membuang dari
ajaran-ajaran itu apa yang tidak mereka sukai menurut pendapat mereka. Kmudian
setelah pembersihan itu, barulah mereka jadikan pelajaran di Universitas2dan
perguruan2 tinggi di Eropa.” **)
Dalam pada itu Renan
berkata : “ Filsafat Ibnu Rusyd itu adalah satu filsafat resmi yang semua
para intelek di Italia berhutang budi kepadanya. Telah jelas bahwa
pikiran-pikiran Ibnu Rusyd senantiasa mempunyai pengaruh diatas alam pikiran
Eropa sepanjang masa empat abad lamanya. Dan ia telah meletakkan dasar azasi
bagi kebangkitan Eropa “.**)
Ket : **) MM Sharif,
Muslim thought, its origin and achievement, terjemahan Prof. Fuad M. Fachrudin,
Alam Pikiran Islam, hal, 161.
c. Al-Ghozali (
1058 – 1109 M )
Al-ghozali |
Beliau digelari sebagai
Hujjatul Islam. Al-Ghozali seorang ahli fiqih, filsuf dan ahli tasawuf.
Terdapat 70 buah karanagn beliau yang menyangkut bidang fiqih, filsafat dan
tassawuf yang banyak diterjemahkan kedalam bahasa-bahasa Latin, Perancis,
Inggris, Jerman. Filsafat Al-Ghozali lebih banyak bertentangan dengan aliran
filsafat masa itu.
Bukunya Tahafutul
Falasifa, banyak diterjemahkan kedalam bahasa-bahasa Eropa dan dipergunakan
oleh kaum gereja/Kristen sebagai bahan dan resensi utama dalam mempertahankan
diri dari arus gelombang filsafat Averroisme yang menguasai alam pikiran Eropa
pada waktu itu.
Adapun di Timur, terutama
Indonesia, sampai saat ini hampir tidak ada seorang Muslim yang terpelajar yang
belum kenal dengan Ihya’Al-Ghozali ( Ihya Ulumiddin ) atau bagian-bagiannya.
Alam pikiran Al-Ghozali sangat dominan mempengaruhi alam pikiran sebagian besar
pemimpin umat/ulama.
d. Ibnu Khaldun
( 1332 – 1406 M )
Beliau adalah konseptor
pertama historiografi dan filsafat sejarah . Ibnu Khaldun memandang sejarah
tidak hanya kumpulan kisah secara kkronologis yang fakta sejarahnya sering
dicemari oleh sibjektivitas dan khayalan pengarangnya. Ibnu Khaldun meneliti
sejarah dengan kaidah-kaidah yang bersifat obyektif ilmiah dalam pengumpulan
fakta, pengamatan fakta, pengujian dan analisa fakta serta interaction antara
fakta-kakta, perilaku social/kemasayrakatan, tradisi-tradisi dan lingkungan
alamiah, kemudian menyimpulkannya secara logical induktif.
Muqodimah Ibnu Khaldun
sangat dikenal dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris, Jerman dan Perancis.
Terjemahan bahasa Inggris terbaru dilakukan oleh Prof Frans Rosenthal dari Yale
University ( 1958 ). Muqodimah sebagai suatu introduksi lebih popular daripada
judul bukunya yang panjang dan disingkat Al’ibar sebanyak tujuh jilid.
e. Bersama filsuf lain yang lain misalnya, Al-Kindi (
Alchenddius 873 M ), Al-Farabi ( Al Farabius 950 M ), Ibnu Maskawaih ( 1030 M
), Ibnu Al-Haitam ( Al Hazen 1039 M ), Ibnu Bajah ( Avenpace 1138 M ), MM
Syarif dalam bukunya “ A History of Muslim Philosophy, book two, Cahpter
LXVIII, Influence of muslim thought on the west, Wiesbaden 1966, hal 1349, dengan
data-data authentic memberikan uraian dan analisa panjang lebar serta membuat
resume sebagai berikut :
1.Dimulainya
gerakan-gerakan kemanusiaan
2.Memperkenalkan ilmu
sejarah
3.Memperkenalkan
metode-metode ilmiah
4.Membantu para
cendekiawan barat untuk menemukan harmonisasi antara filsafat dengan keimanan
5.Merangsang gerakan
mistik barat
6.Meletakkan
dasar-dasar renaissance Italy dan dalam tingkat tertentu membentuk alam pikiran
barat modern sampai masa Immanuel Kant, dalam beberapa hal tertentu sampai
sesudahnya.
IV. ILMU-ILMU TEKNIK, ARSITEKTUR, ASTRONOMI, KIMIA,
SOSIOLOGI
Al razy |
Ilmu-ilmu Teknik,
arsitektur, astronomi, kimia, sosiologi dan sebagainya tidak ( red : belum )
dapat dikemukakan karena memerlukan buku tersendiri yang lebih besar. Namun
akan dikutipkan dari bahasan para sarjana yang berwenang.
- Stephen Briffault dalam bukunya The maaaking of
Humanity, London, 1928, hal 190 mengatakan sb :
“ Walaupun pengaruh yang
menentukan dari kebudayaan Islam terhadap pertumbuhan Eropa tidak hanya dapat
dilacak dari satu aspek tunggal, namun ilmu pengetahuan alam dan semangat
ilmiah adalah aspek yang begitu nyata dan penting pengaruhnya dalam pembentukan
kekuatan, yang membentuk puncak kemampuan tertentu dari dunia modern dan
menjadi sumber utama dari keunggulannya, di mana hal ini tidak berlangsung
dinegeri manapun ( red : di-luar Eropa ).”
- Prof. Slamet Iman Santoso, menguraikan dalam bukunya “
Sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan “ 1977 – hal 64 sbb :
“ Secara umum dapat
dikatakan bahwa dalam hal ilmu pengetahuan, jasa para sarjana zaman Islam
adalah sebagai berikut :
1.Menterjemahkan
peninggalan bangsa Yunani dan menyebar luaskannya sedemikian rupa, sehingga
pengetahuan ini menjadi dasar perkembangan kemajuan di dunia barat hingga saat
ini.
2. Memperluas pengamatan
dalam lapangan ilmu kedokteran, ilmu obat-2an, astronomi, ilmu kimia, ilmu
bumi, dan tumbuh-2an. Dalam lapangan tsb mereka mengikuti dasar pemikiran yang
diwariskan oleh bangsa Yunani.
3. Menegaskan system
decimal dan dasar2 aljabar. Dalam hal ini sumbangan para sarjana dari zaman
Islam lebih maju daripada para pendahulunya di zaman Yunani.
Herbert A.
Davies, dalam bukunya “ An Outline History of the world “ Oxford University
Press, 1969, menulis sebagai berikut :
“ Mereka ( orang-2
Muslim ) mendirikan universitas-universitas besar yang selama beberapa abad
melebihi apa yang dijumpai oleh Eropa Kristen. Universitas-universitas di
Baghdad, Cairo dan Cordova khususnya termashur. Universitas Al-Qohiroh punya
mahasiswa sebanyak 12000 orang. Perpustakaan2 besar dibangun, beberapa buah
diantaranya berisi beratus ribu jilid buku yang semuanya terdaftar dan tersusun
rapi. Banyak orang Kristen yang belajar pada universitas Cordova membawa ilmu
dan kebudayaan kenegeri-negeri asal mereka serta pengaruh Universitas Spanyol
atas universitas Oxford dan universitas2 yang mereka bangun di Italia Utara
tentunya besar. Salah seorang mahasiswa Kristen yang paling termashur pada
universitas Kurthubah ( Cordova ) adalah Gilbert, kemudian hari Paus Sylvester
II, yang berbuat banyak untuk memperkenalkan ilmu pasti kepada Eropa.
al kindi |
Selain itu
Herbert A. Davies juga bekomentar :
“Dunia ilmu pengetahuan
banyak berhutang budi kepada kaum Muslimin. Barangkali merekalah yang menemukan
apa yang disebut angka-angka Arab ( system desimal ); aljabar secara practical
ciptaan mereka;mereka memajuka ilmu ukur ssudut, optika dan ilmu bintang.
Merekalah yang menemukan lonceng gantung ( pendulum ); dan dibidang pengobatan
mereka telah mencapai kemajuan isstimewa, mereka menyelidiki ilmu faal dan ilmu
kesehatan, mereka melakukan pembedahan-pembedahan tersulit yang pernah
diketahui ) red : pada zaman itu );mereka telah mengetahui cara membius;serta
beberapa cara mereka mengobati orang2 sakit sampai sekarang masih dipakai.
Ketika di Eropa secara praktikal gereja melarang praktek pengobatan, ketika
upacara agama seperti mengusir setan-setan, reka-rekaan dianggap sebagai
penyembuhan bagi penyakit-penyakit, ketika tukang-tukang obat palsu dan
badut-badut amat banyaknya, dikala itu kaum Muslimin telah mempunyai ilmu
kedokteran yang sesungguhnya.”
ibn al-haytam |
Demikian gambaran umum dari
semangat umat Islam ( tempo dulu, abad VII sampai abad XIV ) dibidang ilmu
pengetahuan serta posisi dan peran mereka yang mendasar dalam mengembangkan
peradaban manusia. Begitulan secara sekilas gambaran dari salah satu segi apa
yang disebut “Zaman Keemasan Islam”. Mereka berhasil memainkan peran
spektakuler tersebut karena merak melaksanakan petunjuk-petunjuk serta
berpegang teguh kepada ajaran Al-Qur’an yang mereka pahami dan hayati dengan
seutuhnya. Jiwa dan semangat Al-Qur’an ( beserta sunnah Rosulnya ) itu yang
mereka baca dibibir, mereka baca dihati, mereka jalankan dalam action tangan
dan kaki serta memenuhi alam pikiran mereka, telah mmembawa mereka maju dan
memimpin peradaban manusia.
( Dikutip dari buku : “
Kedudukan Ilmu Dalam Islam “ oleh Dr. H. Muhammad Th. ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar